1 min read

Resolusi Akhir Tahun?

Di mana-mana tuh, ya, orang yang visioner akan menyatakan komitmennya dalam bentuk tulisan atau ucapan yang diulang-ulang. Tiap bulan terakhir, yang tentunya Desember, akan dilakukan evaluasi tahunan mengenai apa yang sudah tercapai, apa yang belum bisa dilakukan, mengapa tidak tercapai, dan ada kendala apa. Kemudian, dilanjutkan dengan mencatat goals untuk tahun depan.

Kalau komitmen dengan pencatatan seperti ini sambil berusaha menjalaninya, keren! Sudah pasti orang yang melakukannya punya satu visi hidup, karena misi-misi tiap tahun ini tentu bukan tanpa tujuan. Pasti ada guideline-nya. Betul, kan? Ini keren.

Dengan begitu, diharapkan bisa jelas progresnya. Little by litte tapi dikerjakan. Melihatnya jadi seperti kerja produktif pakai metode Pomodoro gitu. Daripada tidak tercatat kemudian lupa? Memang metode yang bagus lah untuk bisa mencapai target. Tanpa menghiraukan faktor-faktor buruk dari dalam diri sendiri. Misalnya: malas, entar-entaran, dan memilih lupa. Itu urusan lain.

Biasanya, orang-orang menyebut kegiatan ini sebagai resolusi akhir tahun. Saya sudah sejak beberapa tahun lalu tahu dan mengerti istilah ini. Tapi sampai sekarang belum juga mengimplementasikannya dalam hidup saya.

Apakah saya terlalu takut?